Apakah itu Farmakoekonomi ?
Farmakoekonomi merupakan suatu penelitian berbasis penilaian ekonomi atas suatu produk atau layanan kefarmasian
Farmakoekonomi didefinisikan
sebagai deskripsi dan analisis biaya yang diperlukan suatu terapi untuk sistem
pelayanan kefarmasian yang meliputi identifikasi, pengukuran, dan perbandingan
biaya serta konsekuensi dari produk atau layanan kefarmasian.
“Cost” atau biaya mencakup seluruh input / sumber daya yang dipergunakan/diperlukan dalam menyediakan produk atau layanan kefarmasian, sedangkan “outcome” merupakan suatu hasil atau dampak dari aplikasi produk atau layanan kefarmasian.
Dalam analisis farmakoekonomi, kedua sisi tersebut (cost dan outcome) dipertimbangkan dan dibandingkan untuk mencapai suatu kondisi ideal yang memiliki nilai terbaik.
Farmakoekonomi diperlukan
terutama dalam proses perencanaan (alokasi) penggunaan sumber daya. Misalnya :
Penentuan terapi terbaik untuk pasien pada suatu demografi, kondisi klinis, dan
ekonomi tertentu. Pertimbangan diperlukan untuk memperkirakan apakah biaya
tambahan yang akan dikeluarkan (cost) akan sebanding dengan hasil yang akan
didapatkan (outcome).
Farmakoekonomi sendiri merupakan
kombinasi penggunaan dari penelitian klinis dan penelitian ekonomi kesehatan.
Perbedaannya adalah pada farmakoekonomi, hasil pengujian klinis dievaluasi dan
dibandingkan dengan hasil evaluasi secara ekonomi.
Metode penelitian farmakoekonomi
secara umum digunakan dapat diklasifikasikan menjadi 4, meskipun masih memungkinkan adanya metodel
lain yang digunakan.
Cost Minimazation Analysis (CMA) / Analisis Minimasi Biaya
Metode paling sederhana, dimana
outcome yang didapat sebanding. Kelemahannya adalah sulit untuk digunakan jika
terdapat perbedaan outcome dari objek yang dibandingkan, karena akan tidak
tepat jika membandingka produk atau layanan kefarmasian jika outcome yang
dihasilkan pun berbeda.
Cost Effective Analysis (CEA) / Analisis Efektivitas Biaya
Metode yang menggunakan satuan alami/natural untuk menyatakan ukuran outcome (misalnya : mmHg, %, tahun kehidupan dst.), sehingga memudahkan penafsiran dan perhitungan, serta dapat menunjukkan jumlah penambahan manfaat dari setiap penambahan biaya.
Namun
metode ini tidak dapat dipergunakan jika terdapat perbedaan dari pengukuran
outcome.
Cost Utility Analysis (CUA) / Analisis Utilitas Biaya
Metode ini menggambarkan outcome tidak hanya sebagai suatu volume/kuantitas, tapi juga dalam satuan kualitas atau manfaat (utilitas) hasil penggunaan produk atau layanan kefarmasian.
Sebagai contoh, pada outcome panjang masa hidup, pada metode ini juga diperhitungkan nilai kesempurnaan kehidupan yang didapat tersebut, tentu saja hidup yang kurang produktif akan tidak lebih baik daripada perpanjangan masa hidup dengan produktivitas yang masih tinggi, meskipun secara kuantitas tahun hidup diasumsikan sama.
Metode ini memiliki kesulitan pada penentuan tingkat
kebermanfaatan (utilitas), karena hanya berupa perkiraan kasar dan belum
terdapat metode penentuan yang disepakati.
Cost Benefit Analysis (CBA) / Analisis Manfaat Biaya
Metode ini melakukan konversi
outcome kedalam satuan keuangan, sehingga dapat dilakukan perbandingan lansung
antara cost untuk produk atau layanan kefarmasian dengan outcome dari produk
atau layanan kefarmasian tersebut.
Penggunaan satuan keuangan ini
akan lebih memudahkan dalam melakukan perbandingan, serta meningkatkan
objektivitas . Kesulitan dari metode ini adalah terkadang sulit memberikan penentuan nilai keuangan
dari beberapa kondisi kesehatan tertentu.
Metode analisis lainya yang juga sering
digunakan adalah Cost Consequence Analysis (CCA) dan Cost of Illness (CoI).
Cost Consequence Analysis (CCA)
Merupakan metode yang hasil
akhirnya adalah menyajikan data daftar
biaya dan daftar hasil, tanpa memberikan
perhitungan perbandingan outcome secara langsung.
Cost of Illness (CoI)
Merupakan metode dimana
penelitian bertujuan menentukan nilai total biaya finansial yang dikeluarkan,
baik biaya langsung dan tidak langsung secara komprehensif, dari suatu kondisi
sakit tertentu yang dialami. Hasil perhitungan kemudian dievaluasi dan
dibandingkan satu sama lain. Misalnya adalah : biaya skizofrenia vs biaya asma,
biaya terapi HIV di AS dan Zimbabwe.
Mungkin terdapat banyak variasi lain dari metode penelitian farmakoekonomi, namun kebanyakan metode tersebut merupakan hasil modifikasi dan kombinasi dari metode diatas.
Dengan melakukan analisis
farmakoekonomi, diharapkan dapat dibandingkan secara objektif suatu produk atau
layanan kefarmasian antara satu dengan
lainya, sehingga dapat dilakukan pemilihan produk atau layanan kefarmasian yang
paling tepat dan efesien.
Sumber :
KL Rascati. Essentials of Pharmacoeconomics. 2009. Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins
Posting Komentar
Posting Komentar