Model 1-kompartemen
Pada model 1 kompartemen, obat menganggap tubuh seperti 1 ruang yang sama dimana obat secara cepat terdistribusi ke semua jaringan. Seluruh obat/dosis masuk ke dalam tubuh. Eliminasi obat pada model 1 kompartemen mengikuti kinetika orde satu, dimana kadar obat dalam berbagai jaringan dan cairan pada setiap saat tidak sama.
Perubahan kadar obat dalam plasma/darah menggambarkan secara proporsional perubahan kadar obat dalam jaringan, dimana terjadi penurunan konsentrasi obat seiring waktu akibat proses eliminasi pada kecepatan eliminasi tertentu (Kel).
Model 1-Kompartemen |
Dari
skema diatas terlihat bahwa bentuk sediaan yang dimasukkan (input) kedalam
tubuh (digambarkan berupa 1 kompartemen), untuk kemudian dieliminasi dan
eksresi (output) melalui berbagai sistem seperti urin, feses dan keringat
Persamaan dibawah
menggambarkan parameter yang berkaitan dengan kinetika pada model 1-kompartemen.
Jumlah obat yang dimasukkan
kedalam tubuh ditunjukkan dengan nilai Dosis intra vena (Div), kesetaraan antara obat dan jaringan
digambarkan dengan Volume Distribusi (Vd) dan Konsentrasi Plasma (Cp), dan
kecepatan eliminasi (Kel) obat digambarkan dengan nilai Kel.
1-Kompartemen
Intravaskular
1-Kompartemen intravaskular |
Memiliki ciri berupa tidak ada proses absorpsi, karena 100% obat diinjeksikan dan berada
dalam sirkulasi sistemik/plasma. Fase distribusi terjadi cepat antara plasma
& jaringan (karena asumsi 1 kompartemen) sehingga kondisi setimbang/equilibrium/steady
state cepat tercapai. Laju pengurangan konsentrasi obat tgt proses
metabolisme dan ekskresi
Jika dibuat menjadi skema, proses 1-kompartemen intravaskular dapat dilihat pada gambar dibawah.
1-Kompartemen Ekstravaskular
1-kompartemen ekstravaskular |
Terjadi proses absorpsi terlebih dahulu, sehingga tidak 100% obat bisa masuk sirkulasi sistemik. Pada t=0, tidak ada obat yg berada dlm sirkulasi sistemik (obat dalam proses absorpsi terlebih dahulu). Selama proses absorpsi, konsentrasi obat dlm sirkulasi sistemik meningkat sampai puncak diikuti pengurangan kadar obat yg disebabkan metabolisme dan ekskresi.
Jika
dibuat menjadi skema, proses 1-kompartemen ekstravaskular dapat dilihat pada
gambar dibawah.
Dibandingkan
dengan 1-kompartemen intravaskuler, pada 1-kompartemen ekstravaskular terdapat
faktor tambahan berupa kecepatan absorpsi (Ka).
Model 2-kompartemen
Pada
model 2-kompartemen, distribusi obat dalam tubuh seperti terdiri dari 2 bagian,
yaitu kompartemen sentral dan kompartemen perifer. Kompartemen sentral merupakan
organ-organ dimana perfusi darahnya cepat (misalnya hati, ginjal), sedangkan kompartemen
perifer merupakan organ-organ dimana perfusi darahnya lambat (misalnya otot,
lemak).
Model 2-kompartemen |
Pada model 2-kompartemen terbuka, obat
yang masuk kedalam tubuh akan menuju kompartemen sentral, kemudian akan terjadi
distribusi dengan kompartemen perifer hingga dicapai kesetimbangan antara kedua
kompartemen.
2-Kompartemen Intravaskular
2-Kompartemen Intravaskular |
Dengan pemberian sediaan secara intravaskular, maka tidak terdapat proses absorpsi (obat langsung masuk kedalam sirkulsai sistemik. Fase distribusi terjadi lambat antara plasma & jaringan (karena diasumsikan terdapat 2 kompartemen yang saling setimbang).
Pada
grafik, slope pada fase I disebabkan proses distribusi pada dua
kompartemen. Penurunan fase II tergantung pada distribusi balik dari kompartemen
perifer, proses metabolisme dan ekskresi.
Hubungan
yang terjadi dalam model 2-kompartemen terbuka intravaskular dapat dilihat pada
gambar diatas.
Dari
skema tersebut dapat dilihat bahwa terjadi hubungan dua arah (dilambangkan
dengan k12 dan k21) antara kompartemen sentral (CC) dan kompartemen perifer (PC)
untuk mencapai kesetimbangan. Selanjutnya obat akan dieliminasi dengan
kecepatan tertentu (dilambangkan dengan K13).
2-Kompartemen Ekstravaskular
2-Kompartemen Ekstravaskular |
Pada
2-kompartemen ekstravaskular terjadi proses absorpsi terlebih dahulu, sehingga
pada t=0, tidak terdapat obat dalam sirkulasi sistemik. Selama proses absorpsi,
kurva kadar meningkat sampai puncak, lalu diikuti penurunan yang curam disebabkan
distribusi yang lambat sampai steady state/kesetimbangan tercapai.
Selanjutnya
terjadi kurva penurunan eksponensial yg tergantung distribusi balik dari jaringan
ke darah, proses metabolisme dan ekskresi
Skema diatas menunjukkan hubungan yang
terjadi pada model 2-kompartemen terbuka ekstravaskular. Perbedaan dengan model
1-kompartemen terbuka intravaskular hanyalah pengaruh kecepatan absorpsi (ka)
pada dosis karena diberikan melalui jalur ekstravaskular.
Reaksi orde nol (zero order)
Suatu konsentrasi
obat dalam tubuh mengikuti kinetika orde-nol (zero order) apabila jumlah
obat dala darah (Cp) berkurang dengan kecepatan tetap (konstan).
Secara
sederhana, orde nol merupakan kondisi ketika terjadi kesetaraan konsentrasi
pada waktu tertentu, dicontohkan pada kondisi Css (konsentrasi setimbang) yang penggunaan
infus intravena. Pada infus intravena, konsentrasi terapi dipertahankan dengan
memberikan suatu kecepatan tetesan infus yang konstan (Ri).
Reaksi Orde-Satu (first order)
Suau konsentrasi
obat dalam tubuh mengikuti kinetika orde-satu apabila jumlah obat berkurang
dengan kecepatan sebanding dengan obat yang tersisa.
Contoh aplikasi
orde satu adalah injeksi bolus intravena (IV) tunggal. Konsentrasi yang dicapai
akan berkurang dengan kecepatan tertentu secara eksponesial.
Sumber :
Shargel, L and Yu, Andrew, 2005,
Applied Biopharmaceutics and
Pharmacokinetics, 5th ed, Appleton and Lange, New York.
Ritschel, W.A., 2004, Handbook of
Basic Pharmacokinetics, Drug Intelligence Publications, Inc., Hamilton,
Illinois.
Gibaldi, M and Perrier, D., 2007,
Pharmacokinetics, Informa Healthcare USA Inc., New York.
Posting Komentar
Posting Komentar