Tidak terdapat suatu standar atau metode yang disepakati dalam penilaian suatu analisis farmakoekonomi, namun sebaliknya, banyak metode yang dapat diterima. Hal ini bergantung pada berbagai faktor, misal : tujuan khusus, perspektif, pertanyaan yang ingin dijawab, durasi penelitian, alternatif dugaan, dan sumber daya yang dimiliki.
14 pertanyaan berikut
menggambarkan jenis-jenis pertanyaan yang harus diajukan dan dijawab dalam
peninjauan kesesuaian suatu penelitian farmakoekonomi.
1. Judul yang sesuai
Harus menggambarkan metode (CMA/CEA/CUA/CBA/kombinasi
lain), sehingga pembaca dapat mengetahui dengan jelas jenis penelitian serta
relevansinya.
2. Tujuan yang jelas
Tujuan dalam penelitian harus dinyatakan dalam suau
kalimat secara jelas pada bagian awal artikel. Hindari menggunakan kata dengan
unsur ambiguitas, misalnya : “lebih baik” harus dinyatakana dengan jelas dalam
kategori apa.
3. Alternatif/pembanding yang sesuai
Opsi alternatif harus merupakan metode yang mungkin
dapat menyaingi opsi awal karena memiliki keunggulan dalam hal tertentu.
4. Penjelasan alternatif/pembanding
Alternatif harus dideskripsikan pada artikel secara
komprehensif dan jelas perbedaannya dengan opsi awal, misal : dosis baru
(sebagai opsi alternatif) dan dosis baru (sebagai opsi awal) disebutkan secara
detail nilainya.
5. Pernyataan perspektif
Perspektif harus dinyatakan dengan jelas pada bagian
awal artikel. Perspektif yang dinyatakan pada awal artikel akan membantu
pembaca untuk memahami isi dan hasil
penelitian yang dilakukan.
6. Pernyataan jenis studi
Beberapa artikel memiliki lebih dari satu jenis studi,
sehingga pernyataan mengenai jenis studi pada artikel akan membantu pembaca
untuk mengerti tentang artikel penelitian tersebut.
7. Relevansi biaya
Prosedur dalam melakukan estimasi biaya harus
disebutka, apabila melakukan estimasi berdasarkan suatu referensi rujukan maka
referensi tersebut harus disertakan dalam artikel penelitian.
8. Hasil yang relevan
Hasil penelitian harus memiliki suatu hasil yang
memiliki dampak yang relevan dalam kondisi klinis tertentu, misalnya :
menggunakan parameter sistol/diastol pada kasus klinis hipertensi.
9. Standarisasi biaya
Apabila penelitian yang dilakukan memiliki durasi
penelitian lebih dari satu tahun, maka harus dilakukan penyesuaian dengan cara
standarisasi berdasarkan tingkat kenaikan yang berlaku.
10. Asumsi wajar dan beralasan
Farmakoekonomi sering menggunakan asumsi estimasi
dalam menentukan nilai, estimasi ini dapat disebut sebagai asumsi. Nilai asumsi
harus memiliki batasan wajar dan berdasar yang dinyatakan secara eksplisit,
misal : terjadi inflasi 3% pertahun berdasarkan data pemerintah pada 10 tahun
terakhir).
11. Analisis sensitivitas
Analisis ini memperkirakan besarnya perubahan yang
terjadi apabila nilai asumsi/dugaan berubah. Analisis dianggap kuat jika hasil
penelitian tidak berubah banyak/signifikan dengan perubahan nilai asumsi.
12. Batasan ditentukan
Tidak ada penelitian yang sempurna, oleh karena itu
harus dipertimbangkan bias hasil yang mungkin terjadi. Penulis harus secara
jelas memberikan batasan karakteristik dalam populasi.
13. Generalisir yang tepat
Jika populasi yang digunakan memiliki karakteristik
yang atipikal, maka peneliti harus memperingatkan pembaca agar tidak melakukan
generalisasi hasi penelitian terhadap seluruh populasi lain serupa.
14. Kesimpulan tidak memihak
Hasil akhir penelitian terkadang mungkin melebih-lebihkan
data hasil penelitian, sehingga perlu dinyatakan keberpihakan peneliti untuk
menghindari kecurigaan terjadinya suatu konflik kepentingan dalam penelitian.
Sumber :
KL. Rascati. Essential of Pharmacoeconomics. 2009. Philadelphia, PA : Lippincott Willian & Wilkins.
Posting Komentar
Posting Komentar