Dalam pemberian terapi obat, efek yang paling utama dihindari adalah efek toksik atau keracunan pada tubuh. Terdapat banyak sekali jenis-jenis obat yang memiliki risiko tinggi menjadi bersifat toksik dalam dunia farmasi, terutama pada obat yang bersifat poten dengan indeks terapi rendah, namun dapat juga terjadi pada jenis obat yang sangat rutin dan umum digunakan oleh masyarakat umum seperti asetaminofen/parasetamol.
Berikut daftar obat yang berpotensi toksik, disertai dengan penjelasan mengenai jenis dan cara penggunaan antidotumnya dalam keadaan keracunan.
Asetaminofen/Parasetamol antidotum
Antidotum : Asetilsistein, diberikan pada 8 - 10 jam overdosis, disertai dengan pengujian fungsi ginjal dan kadar asetaminofen dalam darah.
Organofosfat, Karbamat antidotum
Antidotum : Atropin, dosis awal 1-2 mg secara I.V., jika tidak terdapat respon maka dosis dijadikan 2 kali lipat setiap 5-10 menit dengan end-point saat mengi/sesak menurun dan terdapat sekresi paru.
Antidepresan trisiklik (TCAs), Kuinidin (membran-depressant cardiotoxic) antidotum
Antidotum : Sodium Bicarbonat, diberikan 1-2mEq/KgBB secara IV bolus.
Sianida (CN) antidotum
Antidotum : Hidroksikobalamin. Dosis dewasa 15mg/KgBB secara IV selama 15 menit. Berfungsi mengubah sianida menjadi sianokobalamin.
Beta-bloker antidotum
Antidotum : Glukagon, diberikan 5-10 mg secara bolus IV untuk mengatasi kondisi hipertensi dan bradikardi.
Metanol, Etilen glikol antidotum
Antidotum : Fomepizole, diberikan 15 mg/KgBB dengan pengulangan setiap 12 jam.
Garam besi (Fe) antidotum
Antidotum : Deferoksamin, dosis 15 mg/KgBB/jam secara IV (keracunan berat). Setiap 100 mg deferoksamin dapat mengikat 8,5 mg besi.
Teofilin, Kafein, Metaprenol antidotum
Antidotum : Esmolol, diberikan secara IV (infus) sebanyak 25-50 mcg/KgBB/menit.
Benzodiazepin antidotum
Antidotum : Flumazenil, diberikan pada dewasa sebanyak 0,2 mg - maksimal 3 mg secara IV. Jangan diberikan pada pasien kejang, benzodiazepine-dependence atau overdosis antidepresan trisiklik (TCAs).
Narkotik antidotum
Antidotum : Nalokson, diberikan awal (initial dose) 0,4 - 2 mg secara IV, IM, atau SC. Dipergunakan dosis besar untuk keracunan propoksifen, kodein dan fentanil.
Antikolinergik antidotum (delirium akibat antikolinergik)
Antidotum : Fisostigmin, dosis pada dewasa 0,5 - 1 mg secara IV dengan efek sementara (transient) selama 30-60 menit, dipergunakan dosis terendah jika gejala kembali muncul. Jangan diberikan pada pasien dengan overdosis antidepresan trisiklik (TCAs).
Organofosfat kolinesterase inhibitor antidotum
Antidotum : Pralidoksim, dosis dewasa 1 gram IV dengan pengulangan 3-4 jam (jika perlu) atau dapat diberikan secara infus dengan dosis 250 - 400 mg/jam.
Sumber : Goldfrank's Toxicologic Emergencies Ninth Edition
Posting Komentar
Posting Komentar